Need help now? Call for a same-day consultation
- 0821-9006-5400
- lingkarcatrakomunika@gmail.com
Seperti cakupan ilmu yang lain, ilmu komunikasi juga menjadi salah satu cabang ilmu yang senantiasa berkembang sepanjang waktu. Pesatnya perkembangan ilmu komunikasi tersebut juga tak lepas dari tradisi komunikasi itu sendiri.
Tradisi dalam ilmu komunikasi sendiri merupakan tujuh pemikiran atau teori komunikasi yang masing-masing memiliki kesamaan. Tradisi tersebut menunjukkan bahwa komunikasi yang dianggap lumrah dalam kehidupan sehari-hari ternyata memiliki kompleksitas tersendiri. Berikut penjelasan singkatnya
Secara sederhana, komunikasi dapat diartikan sebagai proses pertukaran informasi antara dua pihak atau lebih. Proses pertukaran informasi ini melibatkan pihak pengirim pesan, penerima pesan dan saluran komunikasi. Komunikasi yang terjadi pun bisa dalam beberapa bentuk, baik verbal maupun nonverbal.
Namun, terkadang kompleksnya proses komunikasi membuat manusia kesulitan memahami informasi yang disampaikan. Oleh sebab itu, seseorang perlu memahami teori komunikasi ketika menyampaikan informasi sehingga proses komunikasi mudah dilakukan dan dipahami.
Sederhananya, teori komunikasi merupakan pedoman dalam memahami proses komunikasi. Karenanya, dalam proses komunikasi untuk pengambilan keputusan baik secara pribadi maupun organisasi, para pelaku dapat menerapkan teori komunikasi sebagai acuan.
Selain itu, teori komunikasi juga dapat digunakan untuk menganalisis sebuah fenomena yang sedang terjadi saat ini. Serta meminimalisir terjadinya kesalahpahaman akibat komunikasi yang tidak baik.
Awalnya, orang yang mendalami ilmu komunikasi kerap kesulitan dalam memahami cara berkomunikasi. Kemudian pada tahun 1999, Robert T Craig mengidentifikasi sejumlah teori komunikasi.
Ia lantas mengelompokkan berbagai teori komunikasi tersebut berdasarkan kesamaan dan perbedaannya menjadi 7 tradisi komunikasi.
Dengan mengandalkan 7 tradisi dari komunikasi tersebut, harapannya akan mempermudah siapapun yang ingin mempelajari ilmu komunikasi di era digital ini.
Anda pun dapat memahami kajian komunikasi dan merefleksikannya menggunakan cara yang lebih holistik sehingga tidak mudah salah paham. Berikut ini penjelasan tradisi ilmu komunikasi tersebut:
Tradisi teori komunikasi yang menggambarkan kompleksitas dari filsafat komunikasi bisa disebut sebagai tradisi kritis.
Tradisi kritis lahir dari penolakan terhadap penyederhanaan aktivitas komunikasi sebagai sarana berbagi makna.
Dalam pemahaman tradisi kritis, komunikasi seharusnya dipahami sebagai refleksi wacana untuk menciptakan kesadaran kritis dan mendorong keikutsertaan dalam beraksi nyata di kehidupan sosial.
Tradisi ini menolak bersikap netral melihat kenyataan baik dalam berkomunikasi maupun praksis komunikasi.
Komunikasi dalam tradisi sosiopsikologis lebih mengutamakan interaksi yang mempengaruhi mental setiap individu.
Aktivitas penyampaian dan penerimaan informasi dianggap sebagai salah satu komunikasi antar personal maupun fenomena psikologi sosial seperti propaganda dan media massa.
Pada dasarnya tradisi sosiopsikologis memberi pemahaman tentang bagaimana manusia memproses informasi.
Sehingga wajar jika tradisi ini berfokus pada perilaku sosial individu, efek individu, variabel psikologis, kepribadian, sifat maupun persepsi.
Tradisi komunikasi retoris menilai komunikasi sebagai seni bicara praktis yang memperlihatkan ketertarikan individu terhadap pidato.
Teori ini membantu seseorang memahami pengaruh berbicara di depan publik dan menciptakan keahlian berbicara yang efektif di depan umum.
Tradisi retoris penting untuk penyampaian pidato yang lebih berseni dan meyakinkan. Menariknya, tradisi ini mampu menciptakan sudut pandang yang berbeda terhadap seseorang sebelum kita benar-benar mengenalnya.
Semiotika sendiri merupakan studi tentang tanda-tanda bagian dari kehidupan dan umumnya memiliki makna tertentu. Dalam tradisi semiotik, komunikasi manusia ditelaah secara filosofis dari tanda-tanda yang mereka gunakan.
Analisis pada tradisi ini difokuskan pada cara manusia berkomunikasi menggunakan tanda-tanda tertentu sebagai entitas paling filosofis dari bahasa.
Sebagai contoh, ketika seseorang mengucapkan kata anjing, maka bisa diartikan orang tersebut menunjuk hewan berkaki empat yang dapat menggonggong.
Namun secara semiotik post-strukturalis, ungkapan anjing bisa bermakna orang tersebut sedang marah atau kesal.
Sementara itu, pemahaman komunikasi manusia pada tradisi komunikasi sosiokultural menggunakan pendekatan yang menekankan pentingnya konteks sosial, budaya dan historis.
Tradisi ini mengakui bahwa komunikasi tidak terlepas dari konteks sosial-budaya di mana komunikasi itu terjadi.
Pendekatan sosiokultural memaknai praktik komunikasi juga tidak terlepas dari norma, nilai dan sistem sosial yang berlaku.
Sehingga cara orang berinteraksi dan memaknai sebuah pesan dipengaruhi oleh faktor bahasa, sikap, norma komunikasi dan nilai budaya. Sebagai contoh, orang yang berasa dari budaya A tentu memiliki pola komunikasi berbeda dari orang berbudaya B.
Sibernetika (cybernetic) merupakan tradisi dalam berkomunikasi yang berkaitan dengan proses pengambilan keputusan.
Tradisi ini juga menjadi penghubung mata rantai komunikasi yang terpisah-pisah. Interaksi yang terjadi dalam tradisi sibernetika sifatnya lebih condong ke komunikasi intrapersonal, seperti percakapan, interaksi dalam diri individu dan kelompok.
Di era modern di mana perkembangan teknologi kecerdasan buatan (AI) sudah sangat mutakhir, tradisi sibernetika ini mengalami perubahan.
Pasalnya, teknologi AI ini terlihat seolah-olah mampu berinteraksi layaknya manusia dan melampaui mesin (post-human).
Terakhir ada tradisi komunikasi fenomenologis yang terjadi akibat adanya pengalaman. Beberapa orang lebih suka menerima informasi berupa cerita dari orang lain atau menceritakan pengalaman pribadi dibanding menanyakan suatu opini yang bukan pengalaman pribadi.
Tradisi fenomenologis juga tidak mewajibkan penyampaian informasi harus dilakukan menggunakan kalimat formal.
Hal ini mengingat kalimat yang digunakan dalam bercerita biasanya bahasa santai dan luwes, sesuai dengan imajinasi si pemberi informasi.
Baca juga : Konferensi Pers: Definisi, Tujuan, dan Pentingnya dalam Komunikasi Publik
Dari penjabaran di atas, terlihat bahwa tradisi ilmu komunikasi memiliki cakupan yang luas dan tak dapat berdiri sendiri.
Ketujuh tradisi dalam ilmu komunikasi tersebut akan membantu Anda dalam menganalisis fenomena-fenomena dalam dunia komunikasi serta menciptakan komunikasi yang efektif.
Tradisi dalam komunikasi juga merupakan gambaran secara teoritis dari lanskap komunikasi yang berdasarkan kehidupan nyata dengan masalah sehari-hari.
Dengan memahami tradisi-tradisi tersebut akan mengurangi potensi terjadinya kesalahpahaman dan kerancuan informasi. Contoh dari penerapan 7 tradisi komunikasi tersebut misalnya:
Dahulu masyarakat hanya diam, pasrah dan tidak berargumen ketika PLN mengadakan pemadaman listrik karena sesuatu hal. Sekarang, masyarakat memiliki sikap kritis dan dapat menyalurkannya melalui berbagai media.
Sehingga ketika terjadi pemadaman listrik, call center PLN akan ramai oleh masyarakat yang memprotes tindakan pemadaman tersebut.
Budaya yang berbeda antara kehidupan di perkotaan dan pedesaan menyebabkan tradisi komunikasi yang berbeda pula.
Ketika tinggal di pedesaan, tetangga terdekat merupakan saudara yang akan saling membantu ketika kita sedang dalam kesusahan.
Berbeda ketika tinggal di perkotaan, masyarakat cenderung saling cuek bahkan dengan tetangga terdekat sekalipun.
Dalam keluarga, rasa kasih sayang seringkali tidak diungkapkan dengan kata-kata melainkan dengan tindakan.
Sebagai contoh, suami yang memberi bunga atau perhiasan kepada istrinya membuat sang istri merasa bahwa ia dicintai suaminya.
Komunikasi sibernetika dapat diterapkan dalam pembuatan kebijakan bisnis oleh perusahaan.
Di mana tradisi sibernetika dapat menjelaskan proses sosialisasi untuk memperoleh feedback dari publik sebelum suatu keputusan bisnis ditetapkan secara permanen.
Dikombinasikan dengan manajemen bisnis yang tepat, komunikasi kepada publik pun akan jadi lebih efisien dan efektif.
Baca juga : Apa Itu Public Relations?
Tujuh tradisi komunikasi mampu merepresentasikan secara singkat esensi dari filsafat komunikasi yang dapat membantu menavigasikan dunia komunikasi saat ini.
Hal ini mengingat komunikasi digital yang kian berkembang dengan potensi kesalahpahaman yang semakin besar.
Memahami pentingnya 7 tradisi dalam komunikasi akan menciptakan komunikasi yang efektif sesuai dengan kondisi dan kebutuhan penyampaian informasi.
Kesalahan penyampaian informasi pun dapat diminimalkan dan proses pengambilan keputusan pun akan lebih mudah dengan mengandalkan nilai-nilai tradisi dalam komunikasi.
Di era digital, keberadaan 7 tradisi komunikasi pun semakin penting dalam kehidupan manusia.
Terutama terkait dengan pembentukan opini publik maupun memfasilitasi pertukaran informasi secara global.
Eksplorasi tradisi ilmu komunikasi masih relevan guna membangun komunikasi yang efisien dalam memecahkan berbagai masalah sosial, bisnis, politik maupun media.