Linkomunika

Cara Mudah Menghitung Harga Pokok Produksi Perusahaan Manufaktur

Menghitung Harga Pokok Produksi Perusahaan Manufaktur

Menghitung harga pokok produksi perusahaan manufaktur tanpa pemahaman yang tepat. Padahal, perhitungan HPP yang akurat bisa jadi penentu hidup-matinya bisnis Anda di tengah persaingan pasar yang semakin ketat.

Bayangkan saja, kalau salah hitung, bisa-bisa produk Anda dijual terlalu murah sehingga merugi, atau malah kelewat mahal hingga konsumen kabur. Nah, artikel ini akan membongkar cara menghitung harga pokok produksi perusahaan manufaktur dengan mudah dan tepat, bahkan untuk Anda yang masih pemula sekalipun.

Pengertian Harga Pokok Produksi

Sebelum menghitung harga pokok produksi perusahaan manufaktur, baiknya Anda pahami dulu apa harga pokok produksi itu? HPP atau yang sering juga disebut cost of goods manufactured (COGM) adalah total biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk menghasilkan produk, mulai dari bahan mentah hingga barang jadi yang siap dijual. Ini bukan sekedar harga bahan baku lho, tapi mencakup seluruh biaya yang terkait langsung dengan proses produksi.

Banyak pengusaha pemula yang gagal karena mengabaikan pentingnya menghitung harga pokok produksi yang akurat. Mereka sering kali hanya mengandalkan perkiraan kasar atau bahkan mengikuti harga kompetitor tanpa tahu struktur biaya mereka sendiri.

Dalam kacamata akuntansi, HPP menjadi komponen penting dalam laporan laba rugi dan penilaian persediaan. Semakin tepat menghitung harga pokok produksi perusahaan manufaktur, semakin sehat pula keuangan perusahaan tersebut.

Makanya, pengetahuan tentang cara menghitung harga pokok produksi perusahaan manufaktur ini wajib dikuasai oleh setiap pelaku bisnis yang ingin bisnisnya tumbuh berkelanjutan.

Komponen Utama dalam Menghitung Harga Pokok Produksi Perusahaan Manufaktur

Mau tahu rahasia dibalik perhitungan HPP yang akurat? Kuncinya ada pada pemahaman yang baik tentang tiga komponen utamanya. Berikut tida komponen utama dalam menghitung harga pokok produksi perusahaan manufaktur:

Biaya Bahan Baku Langsung

Biaya bahan baku langsung adalah biaya material utama yang menjadi bagian dari produk jadi dan dapat ditelusuri secara langsung ke produk tersebut. Misalnya, untuk pabrik mebel, kayu adalah bahan baku langsungnya. Untuk pabrik pakaian, kainnya. Untuk pabrik sepatu, kulit atau kanvasnya.

Untuk menghitungnya juga relatif mudah: jumlah unit bahan baku yang digunakan dikalikan dengan harga per unitnya.

Tapi jangan lupa, harga bahan baku bisa berfluktuasi, jadi pastikan kamu menggunakan metode valuasi persediaan yang konsisten, entah itu FIFO (First In First Out), LIFO (Last In First Out), atau metode rata-rata.

Biaya Tenaga Kerja Langsung

Komponen kedua adalah biaya tenaga kerja langsung, yaitu gaji atau upah yang dibayarkan kepada pekerja yang terlibat langsung dalam proses produksi. Ini termasuk operator mesin, perakit, tukang jahit, atau siapa pun yang langsung mengubah bahan baku menjadi barang jadi.

Nah, yang perlu diperhatikan, tidak semua biaya tenaga kerja masuk kategori ini. Misalnya, gaji satpam pabrik, manajer produksi, atau staf QC biasanya tidak termasuk tenaga kerja langsung, melainkan masuk ke overhead atau bahkan biaya operasional. Kenapa? Karena mereka tidak langsung terlibat dalam proses transformasi bahan baku.

Perhitungan biaya tenaga kerja langsung biasanya dihitung dari jam kerja aktual dikalikan dengan tarif upah per jam.

Kalau sistemnya borongan, ya dihitung dari jumlah unit yang diproduksi dikalikan dengan tarif per unit. Yang penting, pastikan Anda punya sistem pencatatan waktu kerja atau output produksi yang akurat.

Biaya Overhead Pabrik

Nah, ini dia komponen yang sering bikin pusing tapi justru paling krusial. Biaya overhead pabrik adalah semua biaya produksi selain bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung.

Ini termasuk biaya listrik pabrik, penyusutan mesin, sewa gedung produksi, biaya pemeliharaan, bahan penolong, gaji supervisor produksi, dan masih banyak lagi.

Yang bikin overhead ini tricky adalah sifatnya yang sering tidak bisa langsung ditelusuri ke produk tertentu. Bagaimana cara mendistribusikan biaya listrik pabrik ke ribuan produk yang dihasilkan? Atau biaya penyusutan mesin yang digunakan untuk memproduksi beberapa jenis produk berbeda?

Inilah pentingnya memilih metode alokasi overhead yang tepat. Beberapa perusahaan menggunakan jam mesin, ada yang pakai jam tenaga kerja langsung, ada juga yang berdasarkan unit produksi. Pilihlah yang paling mencerminkan konsumsi aktual overhead oleh masing-masing produk.

Metode Menghitung Harga Pokok Produksi Perusahaan Manufaktur

Setelah memahami komponennya, saatnya mengenal dua metode utama dalam menghitung HPP. Berikut kedua metodenya:

Metode Full Costing

Metode full costing adalah pendekatan yang memperhitungkan semua biaya produksi, baik yang bersifat variabel maupun tetap. Dalam metode ini, HPP terdiri dari biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung, dan seluruh biaya overhead pabrik (baik tetap maupun variabel).

Metode ini memberikan gambaran komprehensif tentang berapa biaya sebenarnya untuk memproduksi barang.

Cocok untuk pelaporan keuangan eksternal dan keputusan penetapan harga jangka panjang. Dengan full costing, kamu bisa memastikan bahwa seluruh biaya produksi tertutup dalam jangka panjang.

Metode Variable Costing

Berbeda dengan full costing, metode variable costing hanya memasukkan biaya-biaya variabel ke dalam menghitung harga pokok produksi perusahaan manufaktur. Ini meliputi biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik variabel.

Sedangkan biaya overhead tetap diperlakukan sebagai beban periode dan langsung masuk ke laporan laba rugi.

Metode ini sangat berguna untuk analisis titik impas (break-even point), keputusan harga jangka pendek, dan analisis kontribusi margin.

Dengan variable costing, Anda bisa dengan mudah melihat berapa tambahan biaya yang dibutuhkan untuk memproduksi satu unit tambahan.

Langkah-Langkah Menghitung Harga Pokok Produksi Perusahaan Manufaktur dengan Mudah

Sekarang, mari kita turun ke langkah praktisnya. Menghitung HPP memang terdengar rumit, tapi kalau dipecah jadi langkah-langkah kecil, prosesnya jadi jauh lebih mudah dicerna. Berikut Langkah-langkahnya:

Identifikasi Semua Biaya Produksi

Langkah pertama, identifikasi seluruh biaya yang berhubungan dengan produksi. Mulai dari pembelian bahan baku, pembayaran upah pekerja, sampai biaya-biaya overhead seperti listrik pabrik, penyusutan mesin, dan sewa gedung. Jangan sampai ada yang terlewat, karena setiap biaya yang tidak terhitung akan membuat HPP-mu tidak akurat.

Proses identifikasi ini membutuhkan sistem pencatatan yang baik. Kalau bisnis Anda masih kecil, spreadsheet sederhana mungkin sudah cukup.

Tapi untuk bisnis yang lebih kompleks, investasi pada software akuntansi atau ERP bisa jadi pilihan yang bijak. Dengan sistem yang tepat, proses identifikasi biaya ini bisa jauh lebih mudah dan akurat.

Klasifikasikan Biaya Sesuai Kategori

Setelah semua biaya teridentifikasi, langkah berikutnya adalah mengklasifikasikannya ke dalam tiga kategori utama: biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik. Klasifikasi yang tepat sangat penting untuk analisis biaya yang akurat.

Menghitung Total Biaya Produksi

Sekarang saatnya menjumlahkan semua biaya. Untuk metode full costing, rumusnya sederhana:

Total Biaya Produksi = Biaya Bahan Baku Langsung + Biaya Tenaga Kerja Langsung + Biaya Overhead Pabrik (Tetap dan Variabel)

Sedangkan untuk metode variable costing:

Total Biaya Produksi Variabel = Biaya Bahan Baku Langsung + Biaya Tenaga Kerja Langsung + Biaya Overhead Pabrik Variabel

Ingat, perhitungan ini adalah untuk total biaya produksi selama periode tertentu, biasanya satu bulan atau satu tahun. Tapi bisa juga dihitung per batch produksi jika sistemmu memungkinkan.

Baca juga : Praktis! Ini Cara Membuat Buku Kas Kecil di Excel

Membagi Total Biaya dengan Jumlah Produksi

Langkah terakhir adalah membagi total biaya produksi dengan jumlah unit yang diproduksi selama periode tersebut. Hasilnya adalah HPP per unit, yang menjadi dasar untuk penetapan harga jual.

HPP per Unit = Total Biaya Produksi / Jumlah Unit Produksi

Misalnya, jika total biaya produksimu selama sebulan adalah Rp100 juta dan kamu memproduksi 10.000 unit, maka HPP per unitnya adalah Rp10.000.

Kesalahan Umum dalam Menghitung Harga Pokok Produksi Perusahaan Manufaktur dan Cara Menghindarinya

Dalam perjalanan menghitung harga pokok produksi perusahaan manufaktur ada beberapa jebakan yang sering menjegal pelaku bisnis manufaktur. Kesalahan paling umum adalah mengabaikan biaya overhead.

Banyak pengusaha pemula yang hanya memperhitungkan bahan baku dan tenaga kerja, lalu menambahkan margin keuntungan yang diinginkan. Padahal, overhead bisa mencapai 30-40% dari total biaya produksi! Solusinya? Lakukan riset mendalam dan identifikasi semua biaya overhead, sekecil apapun itu.

Kesalahan berikutnya adalah tidak memperbarui menghitung harga pokok produksi perusahaan manufaktur secara berkala. Biaya-biaya berubah seiring waktu, bahan baku naik, upah minimum meningkat, listrik tak pernah turun.

Kalau kamu tetap menggunakan perhitungan HPP lama, bisa-bisa tanpa sadar bisnis Anda sudah merugi.

Jadwalkan evaluasi menghitung harga pokok produksi perusahaan manufaktur secara rutin, minimal setiap enam bulan atau ketika ada perubahan signifikan pada struktur biaya.

Mengalokasikan overhead secara sembarangan juga kesalahan fatal. Misalnya, mengalokasikan semua overhead berdasarkan unit produksi, padahal beberapa produk mungkin lebih banyak mengkonsumsi jam mesin atau tenaga kerja.

Akibatnya, beberapa produk mungkin terlihat lebih menguntungkan dari yang sebenarnya, dan sebaliknya. Pilih dasar alokasi yang paling mencerminkan konsumsi aktual overhead oleh masing-masing produk.

Terakhir, jangan lupa memperhitungkan biaya persediaan dalam proses (work in progress/WIP) dan barang jadi yang belum terjual.

Ini mempengaruhi saat menghitung harga pokok produksi perusahaan manufaktur periode berjalan dan periode berikutnya. Gunakan metode valuasi persediaan yang konsisten dan sesuai dengan karakteristik bisnismu.

Baca juga : Cara Membuat Usaha Sendiri dengan Mudah

Kesimpulan dan Langkah Selanjutnya

Menghitung harga pokok produksi perusahaan manufaktur memang bukan perkara mudah, tapi dengan pemahaman yang benar tentang komponennya dan mengikuti langkah-langkah yang sistematis, Anda bisa melakukannya dengan lebih percaya diri. HPP yang akurat adalah kunci untuk penetapan harga yang tepat, analisis profitabilitas yang valid, dan pada akhirnya, keputusan bisnis yang lebih baik.

Ingat, tujuan menghitung harga pokok produksi perusahaan manufaktur bukan sekadar memenuhi kewajiban akuntansi, tapi untuk memberikan dasar yang solid bagi strategi bisnis Anda.

Dengan mengetahui berapa sebenarnya biaya untuk memproduksi satu unit produk, Anda bisa lebih cerdas dalam menetapkan harga, mengidentifikasi peluang efisiensi, dan mengevaluasi performa lini produk.

Sudah siap menghitung harga pokok produksi perusahaan manufaktur Anda dengan lebih akurat?

Mulai terapkan tips-tips di atas sekarang juga, dan lihat bagaimana pemahaman yang lebih baik tentang struktur biaya Anda dapat membuka peluang baru untuk pertumbuhan dan profitabilitas bisnismu!

Jika Anda masih merasa kesulitan dalam mengoptimalkan sistem keuangan perusahaan atau ingin mempresentasikan keunggulan produk Anda kepada pasar dengan lebih efektif, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan tim public relations profesional Linkomunika.

Dengan pengalaman mendampingi berbagai perusahaan manufaktur, kami siap membantu menyusun strategi komunikasi yang tepat untuk memperkuat positioning produkmu di pasar dan membangun kepercayaan konsumen terhadap nilai produk yang kamu tawarkan.

Hubungi Linkomunika sekarang!

Share this :
Open chat
1
Scan the code
Hallo 👋
Ada yang bisa kami bantu?