Need help now? Call for a same-day consultation
- 0821-9006-5400
- lingkarcatrakomunika@gmail.com
Dalam era digital yang serba cepat ini, bisnis kecil perlu tetap update dengan apa yang terjadi di sekitar mereka. Nah, di sinilah peran media monitoring menjadi sangat penting.
Tapi, apa sih sebenarnya media monitoring itu? Dan bagaimana cara menerapkannya agar bisnis kecil kita bisa tumbuh dan berkembang? Yuk, kita bahas bareng-bareng!
Media monitoring itu seperti punya “telinga” di mana-mana. Kita jadi bisa tahu apa yang orang-orang bicarakan tentang bisnis kita, produk kita, bahkan tentang kompetitor kita.
Nggak cuma di media tradisional kayak koran atau TV, tapi juga di media sosial, blog, forum online, dan berbagai platform digital lainnya.
Bayangkan kamu punya warung kopi kecil di pojok jalan. Media monitoring bisa kasih tahu kamu kalau ada yang ngomongin kopi kamu di Instagram, nulis review di blog food blogger, atau bahkan kalau ada kompetitor baru yang buka di dekat lokasi kamu. Keren kan?
Sebelum mulai, kamu harus tahu dulu mau ngapain dengan informasi yang bakal didapat. Mau ningkatin layanan pelanggan? Atau mau cari ide produk baru? Tujuan yang jelas bikin proses monitoring jadi lebih fokus dan efektif.
Ini kuncinya! Pilih kata-kata yang bener-bener nyambung sama bisnismu. Misalnya:
Jangan lupa masukin juga variasi ejaan atau salah ketik yang umum. Misal, kalau nama produkmu “Kopi Nikmat”, coba juga monitor “Kopi Nikmat”, “KopiNikmat”, atau bahkan “Kopi Nikmat”.
Ada banyak tools media monitoring di luar sana, dari yang gratis sampai yang berbayar. Buat yang baru mulai, coba dulu yang gratis kayak Google Alerts, TalkWalker Alerts, atau fitur pencarian di media sosial.
Kalau udah mulai serius dan punya budget lebih, bisa coba tools berbayar kayak Mention, Brand24, atau Hootsuite. Tools ini biasanya punya fitur yang lebih lengkap dan akurat.
Fokus ke platform yang paling relevan sama target market kamu. Misalnya:
Atur notifikasi biar kamu bisa langsung tahu kalau ada mention penting. Tapi hati-hati, jangan sampai kebanjiran notifikasi yang nggak penting. Fokus ke mention yang bener-bener butuh respon cepat.
Jangan cuma ngumpulin data doang, tapi juga harus dianalisis. Cari pola atau tren yang muncul. Misalnya:
Data yang udah dianalisis harus ditindaklanjuti. Bikin rencana aksi berdasarkan insight yang didapat. Contohnya:
Kalau ada mention atau komentar penting, pastikan untuk merespon dengan cepat dan profesional. Ini bisa ningkatin kepercayaan pelanggan dan nunjukin kalau bisnis kamu peduli sama feedback mereka.
Setiap bulan atau triwulan, evaluasi efektivitas media monitoring kamu. Lihat apakah tujuan awal udah tercapai atau belum. Kalau belum, coba analisis kenapa dan gimana cara memperbaikinya.
Kalau bisnismu udah mulai berkembang, mungkin kamu perlu ngelatih tim buat bantu proses media monitoring. Pastiin mereka paham gimana cara ngegunain tools, nganalisis data, dan ngerespon mention dengan tepat.
Baca Juga : 5 Contoh Media Mainstream Terpopuler di Indonesia
Kadang orang ngomongin produk atau jasa kamu tanpa nyebut nama. Misalnya, mereka mungkin bilang “kopi enak di pojok jalan” tanpa nyebut nama warung kamu. Makanya, monitor juga keywords yang relevan dengan industri atau produk kamu.
Beberapa tools media monitoring punya fitur buat nganalisis sentiment (positif, negatif, atau netral) dari setiap mention. Ini bisa bantu kamu cepet nangkep mood umum tentang brand kamu.
Susun data monitoring kamu dalam bentuk dashboard yang gampang dibaca. Ini bisa bantu kamu dan tim buat cepet ngambil keputusan berdasarkan data.
Media monitoring bukan cuma buat ngawasin brand sendiri, tapi juga buat ngelihat apa yang dilakuin kompetitor. Ini bisa kasih insight berharga buat strategi bisnis kamu.
Combain data dari media monitoring dengan data dari Google Analytics atau platform analytics lainnya buat dapetin gambaran yang lebih komprehensif tentang performa online kamu.
Dunia digital berubah cepet banget. Jadi, pastiin strategi media monitoring kamu juga bisa adaptasi. Jangan ragu buat ganti tools atau metode kalau udah nggak efektif lagi.
Solusi: Fokus ke metrics yang paling penting aja. Gunain fitur filtering di tools monitoring buat nyaring informasi yang relevan.
Solusi: Latih tim kamu buat ngebedain antara data yang bener-bener penting dan yang cuma noise. Kadang, satu komentar negatif dari influencer lebih penting daripada 100 mention biasa.
Solusi: Bikin SOP (Standard Operating Procedure) buat nangani berbagai jenis mention atau isu. Ini bisa bantu tim kamu buat bertindak lebih cepat dan konsisten.
Solusi: Mulai dari tools gratis, terus pelan-pelan upgrade ke yang berbayar sesuai kebutuhan dan kemampuan finansial bisnis.
Solusi: Tetapkan KPI (Key Performance Indicators) yang jelas dari awal. Misalnya, peningkatan sentiment positif, penurunan waktu respon customer service, atau peningkatan engagement rate di media sosial.
Media monitoring itu kayak punya “mata dan telinga” tambahan buat bisnismu. Dengan menerapkan langkah-langkah di atas, bisnis kecil bisa dapetin insight berharga, nangkep peluang baru, dan ngebangun hubungan yang lebih kuat sama pelanggan.
Inget, media monitoring bukan cuma soal ngumpulin data, tapi juga gimana kita ngemanfaatin data itu buat bikin keputusan yang lebih baik.
Mulai dari yang kecil, konsisten, dan terus evaluasi. Lama-lama, kamu bakal nemu ritme dan strategi yang pas buat bisnismu.
Jadi, tunggu apa lagi? Yuk, mulai terapin media monitoring dan lihat gimana bisnis kecilmu bisa tumbuh jadi lebih besar dan sukses!